Apakah kamu adalah penggemar film horor atau thriller dengan lingkup kehidupan keluarga? Jika iya, film Blood layak kamu saksikan. Film berdurasi 108 menit besutan Vertical Entertainment ini, direncanakan tayang pada awal Maret 2023.
Ceritanya berkutat pada Jess (Michelle Monaghan), seorang ibu dan perawat yang baru saja bercerai dari suaminya. Lantas, ia bersama kedua anaknya, Tyler (Skylar Morgan Jones) dan Owen (Finlay Wojtak-Hissong), pindah ke rumah milik keluarganya.
Tak lama kemudian, anjing Owen lari ke hutan dan menghilang. Namun sekembalinya ke rumah, anjing tersebut bersikap aneh dan menggigit Owen. Akibatnya, Owen mengalami infeksi misterius yang mengubahnya menjadi anak laki-laki yang mengerikan.
Meski genrenya thriller/horror, bukan berarti tidak ada pelajaran positif di dalamnya. Selain soal kasih sayang ibu, yuk simak lainnya pada poin-poin berikut ini!
1. Orangtua akan melakukan apa saja untuk kebahagiaan anaknya
Begitu mengetahui Owen terluka akibat gigitan anjing, Jess berkorban banyak demi kesembuhan putranya itu. Ia merawat langsung Jess di rumah sakit tempatnya bekerja. Ia juga mengambil cuti yang panjang demi mengurus buah hatinya itu.
Ketika situasinya semakin rumit, ia bahkan melanggar kode etik profesinya. Saat cara itu tak lagi berhasil, ia mengorbankan dirinya sendiri. Situasi semakin pelik, ia mengorbankan orang lain seakan-akan logika dan nuraninya tidak ada lagi.
Perbuatan Jess memang tidak layak dijadikan contoh. Meski begitu, hal itu menyadarkan kita bahwa pepatah "kasih ibu sepanjang masa, kasih anak sepanjang galah" benar adanya. Ibu akan merelakan segalanya demi kebahagiaan anaknya.
2. Lebih baik jujur di awal walaupun itu pahit ketimbang menelan pil yang lebih pahit di akhir
Sedari awal Jess mengetahui ketidakberesan pada penyakit anaknya, sangat disayangkan ia tidak terbuka pada pihak rumah sakit, anak, dan mantan suaminya. Ia memilih menyembunyikannya dan mencari solusi sendiri.
Pada awalnya, semua teratasi dengan baik. Namun akhirnya, semua berjalan berantakan. Karena itu, dalam menghadapi situasi yang sulit, lebih baik kita jujur di awal walaupun itu pahit. Percayalah, ini lebih baik daripada semuanya terbongkar di akhir dan dampaknya jauh lebih merugikan. Semua kebohongan akan terkuak cepat atau lambat.
3. Selesaikan masalah pribadimu terlebih dahulu agar kamu merasa siap, baru kemudian menangani hal lainnya
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Diceritakan, Jess adalah perempuan yang baru saja bercerai dari suaminya. Sebelum itu, rupanya ia juga memiliki masalah ketergantungan obat-obatan. Hal inilah yang membuatnya sering tidak fokus dan beberapa kegiatannya sedikit terganggu.
Meski begitu, ia mati-matian memperjuangkan hak asuh anaknya. Sayangnya, kondisi mentalnya terlihat belum cukup stabil dalam film. Ia terlihat cukup kerepotan mengasuh anaknya sendirian dan kerap mendapat protes.
Terlepas dari konteks parenting dan perceraian, bagian ini seolah-olah menginformasikan bahwa kita harus memulihkan dahulu segala problem personal kita. Ini agar permasalahan kita tidak menular dan turut memberi trauma pada orang lain. Ketika sudah pulih, kita akan jauh lebih matang menghadapi beragam hal di sekitar.
Baca Juga: 5 Pelajaran Cinta dari Drakor Crash Course in Romance, Inspiratif!
4. Keluarga adalah tim yang bekerja sama mengatasi segalanya berbarengan
Kalimat ini sejalan dengan apa yang sempat tersebut dalam film. Ya, keluarga adalah tim. Apa pun masalahnya, anggota keluarga sudah selayaknya saling membantu.
Meski awalnya Jess tidak terbuka, perlahan-lahan ia pun membuka masalah yang sesungguhnya pada anak pertamanya, Tyler. Sejak saat itu, ia dan Tyler bahu-membahu mengendalikan Owen ketika penyakitnya kumat.
5. Pilihlah jalan keluar dari masalah yang aman dan halal
Seperti yang telah disebutkan pada poin pertama, cara Jess menyelamatkan anaknya begitu ekstrem. Lama-kelamaan, terlalu banyak korban dan risiko dari keputusannya. Kariernya nyaris terancam, hubungan dengan mantan suami pun kian tak akur.
Petiklah hikmah bahwa setiap problematika harus diatasi dengan cara aman dan halal. Jangan sampai merugikan orang lain, namun risiko pribadi yang diambil juga sebisa mungkin minim. Tetap utamakan logika dan nurani, bukan semata emosi sesaat.
Itulah pelajaran hidup dari film Blood. Tertarik menontonnya? Coba ajak serta ibumu juga, ya!
Baca Juga: Pelajaran Hidup dari Film The Offering, Jangan Berani Menduakan Tuhan!
Kasih Sayang Ibu yang Ekstrem di Film Blood - IDN Times
Kelanjutan Disini Klik
No comments:
Post a Comment