Rechercher dans ce blog

Saturday, September 9, 2023

Review Film: Joy Ride - CNN Indonesia

Jakarta, CNN Indonesia --

Anggapan Joy Ride adalah film komedi yang hanya asyik bermain dengan naskah nakal nan vulgar langsung patah seketika begitu film dimulai. Film ini berhasil memadukan kisah yang begitu berani, lucu dan sedikit menyentuh dalam 95 menit.

Joy Ride merupakan tontonan yang benar-benar menghibur untuk melepas penat. Sebagai catatan, film ini dikhususkan bagi penonton berusia 21 tahun ke atas atau dewasa.

Film ini tak ada henti-hentinya menampilkan percakapan bahkan adegan vulgar, konten seksual, penyalahgunaan narkotika, diskriminasi, hingga unsur-unsur rasial sejak menit pertama film hingga akhir.

Sehingga, saya tekankan Joy Ride yang dibintangi Ashley Park, Stephanie Hsu, Sherry Cola dan Sabrina Wu ini memang ditujukan untuk penonton dewasa.

Sekilas, kegilaan dalam Joy Ride mungkin mengingatkan dengan The Hangover. Namun, film dengan tiga perempuan dan satu non biner sebagai pemeran utamanya itu tak hanya menyajikan aksi di luar nalar mereka.

[Gambas:Video CNN]

Film debut salah satu penulis Crazy Rich Asians Adele Lim sebagai sutradara dengan cerita yang ia buat bersama dua penulis sitkom, Cherry Chevapravatdumrong dan Teresa Hsiao, pada dasarnya mengkritik Asian hate yang marak di AS.

Begitu juga dengan pandangan banyak warga negara adidaya terhadap negara-negara berkembang yang kerap ditemukan di dunia nyata maupun dunia maya.

Namun, hal itu bukan berarti membuat penonton, terutama yang di Indonesia, sulit terhubung dengan ceritanya. Permasalahan utama yang dihadapi orang Asia, terutama China dan keturunannya begitu disoroti Joy Ride.

Tanpa buang-buang waktu, stigma-stigma negatif hingga rasisme yang dihadapi orang Asia, terutama perempuan, dikuliti dalam film ini.

Mulai dari lingkup paling kecil, seperti keluarga, pertemanan, dunia kerja, bahkan pribadi yang tanpa sadar merendahkan ras sendiri yang mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk di Indonesia, ada dalam Joy Ride.

Hal-hal yang mungkin selama ini juga dianggap tabu karena "budaya ketimuran" disinggung dengan penuh keberanian tiga perempuan di belakang layar. Pesannya pun sampai kepada penonton, tanpa meleset, berkat chemistry empat pemeran utamanya.

Film Joy Ride (2023)Review Joy Ride (2023): Chemistry keempat pemeran utama berhasil menyampaikan isu sosial melalui guyonan-guyonan mereka. (Lionsgate)

Selain permasalahan rasial dan perempuan sebagai objek, Joy Ride juga membahas situasi seseorang kehilangan jati dirinya karena terlalu mencoba fit in di tengah masyarakat dengan cara apa pun.

Meski menyenangkan, film ini memiliki beberapa catatan, seperti ada adegan lucu ditaruh begitu saja seperti tanpa ada korelasi dengan yang lain karena sekadar ingin memancing tawa penonton.

Permasalahan dalam babak ketiga yang menyinggung soal keluarga dan persahabatan juga mudah ditebak dan berjalan begitu cepat untuk menutup film tersebut.

Hal itu yang kemudian seperti 'menurunkan' kesenangan yang telah dibangun di awal dan pertengahan film ini.

Film Joy Ride (2023)Review Joy Ride (2023): Adegan musikal di tengah babak bisa dibilang jadi peak comedy film ini. (Lionsgate)

Meski tak diakhiri dengan begitu rapi, Joy Ride berhasil mengkritik banyak masalah dan menyentuh women empowerment di balik percakapan dan adegan cabulnya yang tak berlebihan.

Penyampaian kritik lewat guyonan yang berhasil mengocok perut pun tepat sasaran. Adegan musikal di tengah babak pun bisa dibilang jadi peak comedy film ini.

Sehingga, Joy Ride merupakan film yang sayang dilewatkan penonton dewasa jika menginginkan tontonan menyenangkan.

[Gambas:Youtube]

(chri/chri)

Adblock test (Why?)


Review Film: Joy Ride - CNN Indonesia
Kelanjutan Disini Klik

No comments:

Post a Comment

Facebook SDK

Featured Post

Sinopsis Film Agak Laen Tayang 1 Februari di Bioskop, Ceritakan Rumah Hantu di Pasar Malam - Tribun-Video.com

[unable to retrieve full-text content] Sinopsis Film Agak Laen Tayang 1 Februari di Bioskop, Ceritakan Rumah Hantu di Pasar Malam    Tribun...