Dari penulis A Quiet Place, duo penulis dan sutradara Scott Beck dan Bryan Woods mempersembahkan 65, sebuah sci:fi thriller dengan premis sederhana yang mudah-mudahan akan menyenangkan penonton. Tidak susah untuk melihat kesamaan antara film ini dengan A Quiet Place. Dua-duanya bercerita tentang survival. Dua-duanya menghadirkan monster. Dua-duanya minim pemain. Kalau A Quiet Place menghadirkan empat karakter utama, 65 cukup hanya dua orang saja.
Adam Driver berperan sebagai Mills, seorang pilot yang meyakinkan istrinya agar ia pergi dalam misi sepanjang dua tahun agar mereka bisa mengobati anak mereka. Dalam perjalanannya pulang, pesawatnya terhantam oleh asteroid yang membuatnya terdampar ke sebuah planet asing. Pesawatnya rusak dan yang selamat adalah seorang gadis kecil bernama Koa (Ariana Greenblatt). Keduanya susah berkomunikasi karena perbedaan bahasa. Alat penerjemah milik Mills juga rusak. Mereka akhirnya bersatu untuk mencari jalan keluar dari planet yang ternyata adalah Bumi, tapi 65 juta tahun yang lalu.
Untungnya pesawat mereka mengeluarkan escape shuttle yang mengirimkan sinyal untuk penyelamatan. Tentu saja misi menyelamatkan diri tidak segampang itu mengingat planet ini adalah Bumi berjuta-juta tahun lalu. Dinosaurus mengintai mereka kemana pun mereka pergi.
Satu hal yang tidak dimiliki oleh Beck dan Woods dari John Krasinski yang menggarap A Quiet Place: kemampuan dalam mengatur ketegangan. Seperti yang saya bilang di paragraf di atas, dua film ini memiliki kemiripan yang lumayan. A Quiet Place ternyata jauh lebih berhasil dalam mengatur ketegangan karena Krasinski paham benar bagaimana cara memaksimalkan suara sebagai sumber ketakutan. 65 meskipun diwarnai oleh dinosaurus ternyata tidak berhasil menawarkan ketegangan yang serupa karena ada beberapa hal yang hilang.
Hal paling utama yang membuat 65 tidak semenegangkan itu mungkin karena produk ini tidak terasa original. Meskipun 65 adalah sebuah karya original (bukan adaptasi dari bentuk apapun, bukan remake, prequel atau sequel) tapi dengan nama "dinosaurus" saja, penonton pasti sudah membayangkan Jurassic Park dan seluruh sekuelnya. Sebaik-baiknya Beck dan Woods menata adegan, perasaan déjà vu akan terus mengintai.
 65 diperankan Adam Driver dan Ariana Greenblatt. Film ini akan tayang di bioskop Maret 2023. Foto: dok. Sony Pictures |
Hal berikutnya yang membuat 65 kurang menohok adalah editing yang terlalu cepat. Editing yang sungguh lincah ini memang membuat 65 menjadi tontonan yang bersahabat secara durasi. Dalam 90 menit penonton sudah menyaksikan petualangan dua orang ini dari awal sampai akhir. Tapi pada saat yang sama, editing yang cepat ini membuat perjalanan dua karakternya terasa mudah. Tidak ada sekuens yang membuat perut mulas. Tidak ada momen yang membuat saya menahan nafas karena tokoh utamanya bisa saja bernasib naas.
Tapi meskipun begitu 65 bukanlah film yang buruk. Sebagai sebuah film original, 65 sangat enak dilihat oleh mata. Desain produksinya meyakinkan dan terlihat mewah. Desain dinosaurusnya lumayan meyakinkan. Beberapa keputusan storytelling Woods dan Beck juga tepat guna (seperti perbedaan bahasa antara dua karakternya yang membuat tema alienation menjadi semakin kuat).
Ada satu adegan yang mengesankan bagi saya ketika Koa menyelamatkan dinosaurus kecil yang terjebak di lumpur. Setelah berhasil menyelamatkan dinosaurus kecil tersebut, dia kaget ketika dinosaurus yang berhasil ia selamatkan malah menjadi makanan bagi segerombolan dinosaurus-dinosaurus kecil lainnya. Kalau saja 65 memiliki adegan-adegan serupa yang berhasil memancing emosi saya, mungkin film ini akan menjadi lebih dari sekedar hiburan belaka dan mungkin menjadi tontonan yang ikonik. Tapi sebagai hiburan, film ini bisa jadi alternatif untuk mengisi waktu yang kosong.
65 dapat disaksikan di seluruh jaringan bioskop di Indonesia.
---
Candra Aditya adalah seorang penulis dan pengamat film lulusan Binus International.
(aay/aay)Review 65: Terjebak di Bumi dengan Dinosaurus - detikHot
Kelanjutan Disini Klik
No comments:
Post a Comment