Rechercher dans ce blog

Saturday, July 16, 2022

Asal-usul Perkembangan Film Laga - Gaya Tempo.co

TEMPO.CO, Jakarta - Film laga (action) genre yang menceritakan tokoh utama (protagonis) masuk dalam rangkaian peristiwa kekerasan dan pertarungan fisik. Mengutip Los Angeles Times, film ini memiliki beberapa subgenre, yaitu thriller, petualangan, fiksi mata-mata, komedi, drama. 

Sebagian besar, tokoh pahlawan dalam genre ini pandai berjuang. Situasi dalam setiap adegan laga seperti pengejaran dengan kemenangan sang pahlawan, setelah melewati situasi yang mengancam dan berbahaya.

Elemen umum dalam film laga, antara lain ledakan, senjata, pahlawan, penjahat, seseorang dalam kesusahan, kejar-kejaran, tokoh protagonis yang bijak, dan perpindahan adegan dari tenang ke intens (mencekam) disertai tembakan atau pertarungan.

Asal-usul film laga (action)?

Mengutip laman The Action Elite, mulanya film laga hanya cerita petualangan dan koboi yang memukau. Cerita itu ditampilkan selama kurun tahun 1920 hingga 1930 sebagai mula film laga naik ke dunia perfilman.

Beberapa sejarawan menyatakan, The Great Train Robbery yang tayang pada 1903 sebagai stimulus awal untuk kemunculan film laga lainnya. Pada 1940-an, film laga menampilkan aksi yang baru, peperangan dan petualangan mata-mata. Aksi ini diperlihatkan dalam film James Bond hasil karya Albert R. Broccoli dan Harry Saltzman.

Keberhasilan jangka panjang dari film James Bond -yang mendominasi film laga sekitar 1940 hingga 1960- memperkenalkan pokok cerita aksi  yang modern, yakni tentang pahlawan yang banyak akal. Pada 1963, seorang produser sekaligus sutradara ternama kala itu, John Sturges menampilkan tawanan yang mencoba melarikan diri dari perang Jerman selama Perang Dunia II. Aksi ini ditampilkan dalam film yang berjudul The Great Escape (1963).

Selama 1970, film laga dihiasi oleh bela diri, cerita detektif, dan drama kejahatan perkotaan yang mengarah ke serangkaian film polisia, seperti Bullitt. Pada 1979, Jim Markovic memproduksi film seni bela diri Hong Kong yang berjudul The Real Bruce Lee. Dampak yang dihasilkan dari film ini sangat luar biasa. Film ini pernah menduduki tangga pertama di box office Amerika Utara. 

Pada 1980-an, film laga mulai mengepakkan sayapnya lebih tinggi dan menghasilkan beberapa aktor dengan anggaran terbanyak, seperti Harrison Ford, Sylvester Stallone, Arnold Schwarzenegger, dan Bruce Willis. Subgenre dalam film laga juga sukses menghiasi dunia perfilman, yakni action comedy (komedi aksi), science fiction-action (fiksi ilmiah laga), dan action thriller (film laga menegangkan). 

Pada 1990-an, kemajuan teknologi mendukung berkembangnya film laga. Banyak film laga yang memanfaatkan kemajuan teknologi yang dihasilkan dari computer graphic images (CGI) atau teknologi grafis komputer.

Mengutip Internet Archive, meskipun produksi film dengan teknologi ini cenderung mudah, tapi biaya yang diperlukan lebih besar. Film yang telah dicampur oleh CGI akan menjadi tak realistis. Ada pula film laga yang memukau dengan campuran CGI, salah satunya film The Avengers.

Pada 2000-an, film laga melebur menjadi tent-pole (film yang mendukung kinerja keuangan studio) dengan genre lainnya, seperti film The Matrix. Pada era ini, juga identik dengan kejar-kejaran mobil penjahat, pahlawan super, detektif, dan subgenre laga lainnya yang dikemas secara memukau, karena CGI. Pada Januari 2022, film serial laga Fast and Furious berhasil menjadi film terlaris. 

Baca: Bagaimana Asal-usul Film Bisu?

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Adblock test (Why?)


Asal-usul Perkembangan Film Laga - Gaya Tempo.co
Kelanjutan Disini Klik

No comments:

Post a Comment

Facebook SDK

Featured Post

Sinopsis Film Agak Laen Tayang 1 Februari di Bioskop, Ceritakan Rumah Hantu di Pasar Malam - Tribun-Video.com

[unable to retrieve full-text content] Sinopsis Film Agak Laen Tayang 1 Februari di Bioskop, Ceritakan Rumah Hantu di Pasar Malam    Tribun...