REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pakar Kajian Sinema Universitas Airlangga (Unair) Igak Satrya Wibawa mengatakan, kesuksesan film KKN di Desa Penari menjadi momen bagus bagi industri perfilman setelah dua tahun menghadapi tantangan pandemi Covid-19. Igak menjelaskan, ada beberapa faktor yang memengaruhi keberhasilan film KKN di Desa Penari. Pertama, utas, atau thread Twitter yang sempat viral beberapa waktu lalu, yang membuat orang penasaran.
"Utas Twitter sudah tentu berpengaruh karena bagaimanapun orang sudah mengetahui dan memahami utas itu sama halnya dengan novel atau cerpen yang sukses. Bedanya ini adalah sebuah utas," ujarnya, Jumat (27/5/2022).
Faktir kedua, kata Igak, rasa keingintahuan dan ketidaksabaran penonton untuk mengetahui bentuk visual dari utas viral itu. Apalagi film KKN di Desa Penari sempat menunda penayangannya beberapa kali.
“Ada yang bilang penundaan banyak dari marketing. Sebetulnya tidak juga karena memang momennya dalam tanda kutip ‘pas’. Mereka mau tayang, tapi karena pandemi, jadinya banyak larangan," ujar Igak.
Faktor ketiga, karena pada saat yang bersamaan tidak banyak film-film Indonesia lain yang muncul. Sehingga momentum ini sangat pas bagi film KKN di Desa Penari. Oleh karena itu, banyak orang berbondong-bondong untuk menyaksikan film tersebut.
Di samping tiga hal tersebut, Igak juga menerangkan bahwa tema horor menjadi sebuah pasar di mana sumber-sumber di dalamnya tidak akan habis karena dapat digali secara terus-menerus. Ketika pasarnya tersedia, maka film horor akan selalu ditonton oleh banyak orang.
“Katakanlah orang Bali dengan kekuatan magisnya, maka mereka merasa dekat secara personal. Termasuk juga setan-setan seperti kuntilanak, genderuwo, pocong, tuyul, atau sejenisnya. Itu bagian dari mitos dan kepercayaan karena kita tahu dan dekat, sehingga kita akan berbagi kedekatan secara psikologis juga,” ujar alumnus Curtin University itu.
Faktor-Faktor Penyebab Kesuksesan Film KKN di Desa Penari |Republika Online - Republika
Kelanjutan Disini Klik
No comments:
Post a Comment