White Shoes and The Couples Company Luncurkan Film Musik Sinematik, Sutradara: Bukan Melulu Soal Nalar
Bersama Plainsong Live, White Shoes & The Couples Company (WSATCC) resmi merilis film live performance berjudul “2020” pada Kamis (20/1/2022). Film yang berisi gabungan antara pertunjukan musik, dokumenter, dan fiksi ini mampu melahirkan inovasi karya baru bagi kelompok musik pop Jakarta tersebut.
Namun, sang sutradara sekaligus penulis Dibyokusumo Hadipamenang mengaku film berbasis musik pop ini menjadi sebuah tantangan dan eksplorasi besar baginya.
Eksperimen: Dibyo mengungkap film ini menjadi ruang berkaya baginya. Bahkan menumbuhkan semangat eksperimen yang jarang terjadi pada kesehariannya di industri periklanan.
"Gagasan film 2020 berangkat dari keinginan untuk membuat film konser yang bisa menghadirkan atmosfer White Shoes memainkan lagu-lagu ke dalam sinema," ungkapnya.
Berpikir di Luar Nalar: Menurutnya, film “2020” ini berada di luar nalar. Mulai dari konsep alur cerita hingga segelintir kalimat yang dibawakan dalam film tersebut.
"Suatu tantangan besar ketika menghadapi tawaran ini. Gue mengekspresikan diri gue bukan sebagai eksekutor, tapi klien. Sejujurnya gue ada pusingnya karena ini enggak melulu sesuai nalar. Akhirnya gue coba jalani itu karena bukan hal mudah sebetulnya," ucap Dibyo.
Inovasi Karya Pertama: WSATCC belum pernah merilis film musik sinematik seperti ini. Menurut Manajer WSATCC Indra Ameng, film ini sebuah loncatan pertama usai album WSATCC berjudul sama dirilis pada Desember 2020.
"Sebenarnya ini semacam pecah telur, setelah rilis album 2020, yang dirilis Desember 2020. Kemudian setelah itu bergulir kita rilis beberapa format dan sesudahnya. Setelah sepanjang tahun ini kita enggak perform, main di hadapan penonton, film ini jadi bisa salah satu representasi dari album 2020. Bersamaan kami rilis video musiknya, ya,” kata Ameng.
Alternatif Konser: WSATCC bersama tim yang terlibat menjadikan film ini sebagai alternatif untuk menyapa para penggemar di luar sana. Hal ini dilakukan karena keterbatasan di era pandemi COVID-19. Sehingga, melalui film “2020” keterbatasan tatap muka dan konser langsung dapat diatasi.
"Salah satunya ini lahir karena pandemi, tapi film ini ada hubungannya karena konsep album 2020 punya kedekatan sama sinema. Kami mencoba berusaha terus menjaga energi, setelah rilis album setelah rekaman masih bisa berjalan," ungkap Ameng.
Tur Radio: Tak berhenti sampai di sini, Ameng membeberkan kalau WSATCC akan menjalani tur radio untuk menyebarluaskan film yang telah digarap.
"Kami setelah ini mau bikin radio tour. Kalau pandeminya terus berlangsung, film ini jadi medianya. Bisa jalan keliling gitu. Hari ini premier yang kami usahakan dulu," ucap pria lulusan Institut Kesenian Jakarta tersebut.
Baca Juga
White Shoes and The Couples Company Luncurkan Film Musik Sinematik, Sutradara: Bukan Melulu Soal Nalar - Asumsi.co
Kelanjutan Disini Klik
No comments:
Post a Comment