Artikel ini mengandung beberan/spoiler.
Di tahun kelam dan tren pembatalan produksi akibat pandemi Covid-19, Disney cukup cerdas mengemas film Cruella dengan cerita yang 'dark' menjadi hiburan baru bagi moviegoers yang sudah tidak sabar untuk kembali ke bioskop.
Saya yang sudah relatif hafal dengan film Disney mengira akan mendapatkan tontonan tentang anak-anak bermain dengan anjing dalmatian yang lucu dan menggemaskan lalu mereka hidup bahagia dan penuh tawa.
Sayangnya itu tidak ada di sini. Disney bahkan tega menghilangkan senyuman manis dari Emma Stone yang menjadi tokoh utama dalam film ini.
Di film ini, Emma Stone bertransformasi menjadi sosok yang kejam dan anarkis bernama Cruella de Vil. Ia bahkan dicap sebagai salah satu karakter paling jahat di antara film-film Disney.
Sejak awal film diputar, Cruella muncul dengan sindiran khasnya yang penuh kelicikan dan kesombongan. Sebuah pembuka yang membuat saya dan tentunya penonton lain di bioskop langsung teringat dengan sosoknya dalam film 101 Dalmatians.
Tak banyak yang berubah dari sosok Cruella, baik idi film pertama maupun di film ini. Cruella versi Emma Stone tetap menghadirkan sosok Cruella dengan busana dan potongan rambutnya yang aneh, tak lupa mobil Panther De Ville yang ditunggangi Cruella de Vil di film keluaran Disney pada 1996 silam.
Emma Stone dalam film Cruella (Foto: Gunn Films via Imdb)
|
Namun, cerita dalam film menjadi sangat berbeda ketika Cruella mulai mengisahkan cerita masa lalunya. Di situlah poin penting yang menggambarkan keseluruhan cerita di film ini berbeda dengan film 101 Dalmatians.
Mungkin sama seperti penonton lainnya, saya juga baru mengetahui bahwa Cruella mulanya adalah gadis manis bernama Estella yang tinggal di sebuah kota kecil bersama ibunya yakni seorang perempuan berhati lembut bernama Chaterine (Emily Beecham).
Estella dikenal sebagai anak perempuan yang cerdas dan suka memberontak. Ia bahkan sering dibilang aneh oleh kebanyakan orang terlebih Estella lahir dengan rambut separuh putih dan separuh hitam. Hal ini membuatnya berbeda dengan orang kebanyakan.
Sejak kecil, Estella bermimpi untuk menjadi seorang desainer ketika dewasa. Inilah yang kemudian menjadi benang merah awal mula Cruella menjadi seorang desainer seperti yang dikenal sekarang.
Dari dunia yang penuh keceriaan, lama kelamaan cerita tentang Estella mulai berkembang menjadi gelap dan penuh kebencian setelah kematian ibunya. Ia kemudian hidup sebagai seorang pencuri bersama dua rekan kriminalnya yang bernama Horace (Paul Walter Hauser) dan Jasper (Joel Fry).
Namun berkat mereka Estella akhirnya kembali ke dunia fesyen dengan bekerja di rumah fesyen The Baroness milik desainer bertangan dingin bernama Baroness (Emma Thompson). Pertemuan dengan Baroness menjadi awal Estella menekuni kembali dunia fesyen yang telah lama terkubur.
Estella (Cruella) di masa muda (Foto: Gunn Films via Imdb)
|
Estella bahkan menjadi salah satu desainer yang cukup diperhatikan oleh Baroness. Beberapa karyanya juga masuk dalam pameran adibusana The Baroness.
Bagian ini menjadi area yang banyak disorot oleh Craig Gillespie selaku sutradara dalam film ini. Mulai dari Estella yang masih menjadi anak bawang hingga menjadi tangan kanan Baroness mendapat porsi yang sangat banyak.
Tak tanggung-tanggung, adegan Stella menapaki karier sebagai perancang busana bahkan memakan lebih dari separuh durasi film berjalan. Rasa-rasanya tidak penting untuk membahas karier Stella meskipun film ini membahas asal usul Cruella si desainer Nyentrik.
Barulah setelah cukup banyak mengulas karier Estella, Gillespie akhirnya bergeser ke masa lalu Estella dengan membuat sosok Baroness sebagai penyebab dari kematian ibunya saat ia masih kecil. Hal itu membuat Estella sakit hati dan berubah menjadi sosok berhati dingin serta tak kenal ampun yang kini dikenal dengan Cruella.
Dari situlah sosok Cruella de Vil yang menyeramkan muncul dalam film ini. Ia muncul dengan membuat keonaran di London untuk menuntut balas atas kematian ibunya kepada Baroness.
Puncak keonaran ini semakin liar ketika Cruella menghancurkan peragaan busana yang digelar Baroness. Ia bahkan membuat acara tandingan yang lebih spektakuler dan urakan.
Gillespie sangat baik mengemas adegan tersebut dengan menggabungkan fashion show di air mancur dengan alunan musik rock yang gahar. Kehebohan ini hanya bisa dinikmati jika menonton film ini di bioskop.
Selebihnya, cerita dalam film ini hanya menyuguhkan aksi-aksi jahat Cruella dalam menuntut balas terhadap Baroness yang tak lain adalah ibu kandungnya sendiri. Cruella pun akhirnya tersadar bahwa kegilaannya merupakan warisan genetik dari ibunya.
Sayangnya hingga film ini berakhir, pengembangan karakter Cruella dalam film ini masih jauh dari sosoknya di film 101 Dalmatians. Cruella dalam film keluaran Disney pada 1996 silam tersebut lebih terlihat sebagai orang jahat yang tega membunuh anjing Dalmatian untuk memuaskan keinginannya.
Sedangkan Cruella dalam film ini tak ubahnya seorang sosok desainer nyentrik dengan warna rambut unik. Jadi yang sudah menonton film 101 Dalmatians harus siap-siap kecewa melihat sosok Cruella versi Emma Stone yang tidak mirip dengan karakter yang dibawakan oleh Glenn Close.
Namun akting Emma Stone dalam memerankan karakter Cruella de Vil patut diacungi jempol. Aktris berusia 32 tahun ini sangat baik membawakan gaya busana yang terinspirasi dari revolusi punk rock era 1970-an seperti gaun dengan potongan asimetris dan penggunaan warna-warna dominan.
Baronnes (Emma Thompson) dalam film Cruella (Foto: Disney Enterprises)
|
Tak hanya soal sosok Cruella, Gillespie juga dirasa kurang tepat melibatkan beberapa tokoh lain yang ada di film 101 Dalmatians seperti Jesper dan Horace serta Anita dan George. Mereka dilibatkan dengan peran yang sangat bertolak belakang dengan yang ada di film 101 Dalmatians.
Kehadiran mereka terkesan dipaksakan dan semata-mata hanya menjadi pelengkap serta jembatan agar penonton merasa familiar dengan film tersebut.
Meski demikian, film Cruella banyak menyuguhkan hiburan yang menarik bagi penonton yang sudah lama menantikan momen menonton film di bioskop dan di layanan Streaming Disney+ Hotstar.
(nly/fjr)Review Film: Cruella - CNN Indonesia
Kelanjutan Disini Klik
No comments:
Post a Comment