Rechercher dans ce blog

Friday, May 21, 2021

Review Film: Rindu Kami PadaMu - CNN Indonesia

Jakarta, CNN Indonesia --

Lebaran tak lagi ditemani salah satu orang terkasih tentu cukup sedih. Itu yang juga saya rasakan ketika ditinggal ayah mertua yang berpulang pada pertengahan Ramadhan lalu.

Perasaan rindu yang teramat terutama dirasakan istri saya, adik-adiknya, maupun ibu mertua saya.

Tahun ini juga menjadi Lebaran yang bisa dibilang sedih bagi sebagian orang-orang Indonesia. Rindu keluarga di kampung halaman ketika sebagian mencoba mematuhi aturan larangan mudik.


Pemerintah terpaksa membuat aturan pelarangan mudik demi kepentingan bersama mencegah lonjakan kasus Covid-19 di masa pandemi.

Sisi kerinduan itu pula yang dimanifestasikan dan dieksplorasi dalam film Rindu Kami PadaMu. Cerita film karya Garin Nugroho ini berpusat pada sosok gadis kecil disabilitas bernama Rindu diperankan oleh Raisa Pramesi.

Sang ibu yang diperankan Neno Warisman merupakan pedagang kelontong di pasar tradisional yang terus menunggu kehadiran anak pertamanya, kakak Rindu.

Bukan hanya menceritakan sosok Rindu dan ibunya yang diselimuti kerinduan orang tercinta. Ada pula Asih, sosok bocah perempuan yang teramat rindu menanti kehadiran ibunda tercinta.

Sang ibu telah lama minggat dari rumah karena kekerasan oleh sang ayah. Sang ayah yang diperankan Jaja Miharja itu pun telah menyesali kelakuan masa lalu dan berharap istrinya kembali.

Bocah perempuan ini kerap membentangkan sajadah kosong di samping kanannya ketika salat berjamaah. Ia selalu berharap sajadah itu diisi oleh ibunya. Jika ada orang lain yang mencoba menempatinya, buru-buru ia usir.

Ada pula penjual telur yang diperankan Fauzi Baadila yang tinggal bersama bocah kecil. Mereka hidup tanpa orang tua yang telah meninggal dunia.

Sang pemuda itu kerap memarahi adiknya yang sering main di rumah wanita muda yang diperankan Nova Eliza. Ia merupakan seorang karyawati yang tinggal di kost dekat pasar tradisional.

Bocah kecil itu rindu sosok ibu sehingga kerap bermain dan memasak mie instan untuk perempuan itu.

Ada pula sosok guru ngaji yang diperankan mendiang Didi Petet. Sang guru mengaji amat terobsesi dengan kubah untuk musala tempatnya mengabdi. Ia menganggap masjid tanpa kubah, belum utuh sebagai musala.

Banyak lagi karakter lain yang menjadikan Rindu Kami Padamu benar-benar hidup.

Baca review Rindu Kami PadaMu di halaman berikutnya...

Film Religi ala Garin Nugroho

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

Adblock test (Why?)


Review Film: Rindu Kami PadaMu - CNN Indonesia
Kelanjutan Disini Klik

No comments:

Post a Comment

Facebook SDK

Featured Post

Sinopsis Film Agak Laen Tayang 1 Februari di Bioskop, Ceritakan Rumah Hantu di Pasar Malam - Tribun-Video.com

[unable to retrieve full-text content] Sinopsis Film Agak Laen Tayang 1 Februari di Bioskop, Ceritakan Rumah Hantu di Pasar Malam    Tribun...