Rechercher dans ce blog

Monday, May 24, 2021

Kontroversi De Oost, Film Belanda yang Berani Mengorek Kekejaman Westerling - Kompas.com - KOMPAS.com

AMSTERDAM, KOMPAS.com - Film De Oost atau The East dalam bahasa Inggris, menjadi kontroversi di Belanda karena mengorek kekejaman Westerling.

Melansir News in 24 pada Kamis (13/5/2021), De Oost adalah film Belanda pertama yang ditayangkan di Amazon Prime Video.

Data dari IMDb menyebut film berdurasi 2 jam 17 menit ini ber-genre drama, thriller, dan perang, yang dirilis pada 13 Mei 2021 di Belanda.

Baca juga: Kisah Terlupakan 6 Orang China Saksi Hidup Titanic Dibuatkan Film Dokumenter

Secara singkat, film De Oost adalah tentang pergulatan batin Johan de Vries (diperankan Martijn Lakemeier), relawan muda Belanda yang direkrut untuk membantu terciptanya "Indonesia damai" setelah Perang Dunia II.

Pasukan tentara KNIL yang dipimpin Raymond Westerling kala itu ditugaskan untuk menumpas "pemberontak dan teroris" di Hindia Belanda yang sudah menjadi Republik Indonesia.

Namun apa yang dilihat de Vries dengan mata kepalanya sendiri di medan perang membuat keyakinannya pada kebijakan negara sendiri rontok.

Terima kasih telah membaca Kompas.com.
Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Daftarkan email

Jim Taihuttu (39) sutradara film De Oost dan seorang DJ Belanda dikabarkan sudah lama ingin membuat film tentang perang kemerdekaan Indonesia, serta khususnya soal penindasan di Maluku, tanah asal nenek moyangnya.

Mengutip kolom opini di Kompas.id oleh Profesor Emeritus dari Universitas Monash Australia, Ariel Heryanto, tahun lalu film De Oost sudah diprotes sejumlah organisasi di Belanda termasuk federasi veteran Indo di Belanda (FIN).

FIN menilai film De Oost mencemarkan nama baik pejuang KNIL yang dulu bertempur membela negara. Film itu dianggap propaganda "anti-Belanda".

Bulan ini juga ada gugatan hukum di pengadilan dan demonstrasi di depan gedung pengadilan.

Baca juga: Kunjungan Raja dan Ratu Belanda ke Indonesia, Korban Pembantaian Westerling Beri Penolakan

Palmyra Westerling, putri Raymond Westerling, turut mengecam film De Oost yang dia nilai memalsukan sejarah.

Para pengecam juga risau karena produksi film disertai bahan ajaran untuk murid "Negeri Kincir Angin" tentang penjajahan Hindia Belanda.

Akan tetapi minggu lalu pengadilan menggugurkan gugatan FIN, dan pembuat film De Oost dianggap tidak bersalah.

Film Belanda pertama yang menabrak tabu nasional

Lebih lanjut Prof Ariel Heryanto menulis, film De Oost di Belanda menggaruk luka bangsa.

"Untuk perbandingan, bayangkan jika ada film Indonesia tentang peristiwa Santa Cruz di Dili (12 November 1991). Atau tentang operasi bumi hangus seusai Referendum Timor Timur (30 August 1999)."

"Bahkan Balibo (2009, Robert Connolly) buatan negara lain saja batal tayang sesudah dijadwal dalam Jakarta International Film Festival (2009)."

"Terlepas dari mutunya, De Oost adalah film Belanda pertama yang menabrak tabu nasional. Tapi ia hanya satu mata rantai dari sederet panjang gugatan pada tabu yang sama."

"Berpuluh tahun terakhir sudah tampil veteran perang, sarjana dan jurnalis Belanda yang angkat suara. Awalnya suara mereka langka dan diabaikan. Belakangan seruan itu meluas dan lantang," urai Prof Ariel dalam artikel Kompas.id terbitan Sabtu (22/5/2021).

Film De Oost dirilis di Amazon Prime (Belanda-Jerman-Belgia) pekan lalu, dan baru sekali diputar perdana di Festival Film Belanda pada September 2000.

Baca juga: Mengingat Pembantaian Westerling yang Dilakukan Belanda 73 Tahun Lalu

Adblock test (Why?)


Kontroversi De Oost, Film Belanda yang Berani Mengorek Kekejaman Westerling - Kompas.com - KOMPAS.com
Kelanjutan Disini Klik

No comments:

Post a Comment

Facebook SDK

Featured Post

Sinopsis Film Agak Laen Tayang 1 Februari di Bioskop, Ceritakan Rumah Hantu di Pasar Malam - Tribun-Video.com

[unable to retrieve full-text content] Sinopsis Film Agak Laen Tayang 1 Februari di Bioskop, Ceritakan Rumah Hantu di Pasar Malam    Tribun...