Rechercher dans ce blog

Thursday, April 22, 2021

20 tahun Spirited Away: Mengapa film animasi terbaik Jepang ini masih relevan hingga kini? - BBC News Indonesia

Spirited Away

Sumber gambar, Studio Ghibli

Dunia berubah dalam 15 menit pertama film anime pemenang Oscar, Spirited Away.

Kita tersesat di dunia magis memesona bersama Chihiro, anak perempuan 10 tahun, yang tersesat ketika sedang pindah ke rumah baru bersama orang tuanya.

Film ini menceritakan kedatangan dan petualangannya di dunia yang diperintah oleh mantra, roh, dan penyihir.

Ketika ibu dan ayahnya terpesona oleh lingkungan yang tak terduga ini (kuil berlumut, tanda-tanda misterius, pesta restoran yang anehnya sepi), Chihiro secara naluriah merasa ketakutan.

Namun saat senja tiba, diiringi musik Joe Hisaishi yang membuat merinding, lanskap yang menyelimuti pun berubah dari suasana tenang pedesaan, menjadi penuh warna neon.

Kita terpikat, dan sepertinya tidak ada jalan kembali.

Spirited Away bukan animasi Jepang pertama yang mencapai arus utama global. Pada tahun 1961, Magic Boy dan The Tale Of The White Serpent dari studio Toei Animation di Toyo didistribusikan di AS.

Generasi demi generasi anak-anak di seluruh dunia tumbuh dengan serial TV anime multi-genre, dari Science Ninja Team Gatchaman (alias Battle Of The Planets) hingga Pokemon.

Film Akira (1988) karya Katsuhiro Otomo yang diadaptasi dari manga pun memperbarui minat terhadap anime.

Namun dua dekade setelah rilisnya, Spirited Away mempertahankan kekuatannya: sebagai gerbang luar biasa menuju anime sebagai bentuk pemersatu, menuju tema lingkungan, supernaturalisme, dan kemanusiaan yang mengakar kuat di seluruh karya Miyazaki.

Di film ini, perasaan itu terasa lebih kuat dari sebelumnya.

Bahkan nama Studio Ghibli pun memiliki unsur alam yang jelas ("ghibli" adalah istilah Italia, berasal dari bahasa Arab, yang berarti "angin gurun yang panas").

Penulis, komentator, dan penerjemah, Dr Jonathan Clements, yang karyanya antara lain ensiklopedi anime dan drama TV Jepang yang komprehensif, mencatat bahwa meskipun penggemar sejati tidak meragukan kemampuan Miyazaki, kemenangan Oscar Spirited Away adalah "pengingat bagi orang-orang di bisnis film yang telah mengabaikan animasi Jepang selama bertahun-tahun ".

Ini mendorong kehebohan soal hak cipta di belakang layar, karena beberapa perusahaan film berharap untuk mendapatkan keuntungan dari rilis anime.

Itu juga mewakili titik tertinggi dalam kemitraan distribusi Disney dengan Studio Ghibli, yang meningkatkan kesadaran global yang lebih luas untuk film-film Ghibli lainnya.

Sepanjang kisah anime ini, alam secara intrinsik bersifat magis; manusia sering kali terlihat tidak berbelas kasihan, merusak, dan tunduk pada materialisme yang membawa malapetaka.

Seperti yang juga ditunjukkan oleh Clements, fokus lingkungan dari Spirited Away adalah keahlian Miyazaki dan rekan-rekannya, dan menambah daya tarik universal film tersebut.

"Studio Ghibli secara umum selalu tertarik pada tema lingkungan," kata Clements.

"Sebagian lahir dari kepedulian tulus mereka terhadap lingkungan, dan sebagian lagi muncul dari kesadaran geografis yang lahir dari fakta bahwa studio itu sendiri berbasis di kota baru di Perbukitan Tama yang dulunya merupakan pedesaan."

"Terasa sekali perasaan pedih [pendiri Studio Ghibli] Isao Takahata dalam Pom Poko (1994), ketika makhluk-makhluk itu sejenak mengembalikan kota pada keadaan semula sebelum pohon-pohon ditebang dan kolam-kolam diisi," jelas Clements.

Spirited Away

Sumber gambar, Studio Ghibli

"Beberapa perusahaan film telah mengadopsi tema lingkungan sebagai penilaian yang mudah, tetapi Miyazaki tidak hanya memiliki kecintaan pada lingkungan yang berkelanjutan, tetapi juga pada hak anak-anak untuk menjadi anak-anak.

"My Neighbor Totoro (1988) khususnya, adalah kilasan kehidupan pedesaan untuk anak-anak yang terjebak di perumahan pinggir kota.

"Saya pikir Spirited Away mengemasnya lebih jauh lagi, dengan memberikan perumpamaan soal tekanan dan gangguan konstan modernitas, untuk seorang gadis kecil. Gadis kecil itu hanya ingin menjadi normal, tetapi tidak tahu apa yang normal lagi, dan melihat orang tuanya menyerah pada godaan dan keserakahan."

"Sepanjang banyak film Miyazaki, kita bernostalgia akan alam yang masih alami, penghormatan terhadap alam roh (dan tradisi Shinto), dan keprihatinan tentang perubahan iklim. Ada juga narasi di mana anak perempuan dan laki-laki cenderung jauh lebih berani dan lebih pintar daripada orang yang lebih tua," ujarnya kemudian.

Nuansa itu juga ada di debut penyutradaraan Miyazaki pada serial TV tahun 1978, Future Boy Conan (berlatar tahun 2008 pasca-apokaliptik).

Juga pada adaptasi manga 1984 Nausicaä of the Valley of the Wind, di mana seorang putri dan pejuang lingkungan pemberani melintasi Hutan Beracun sci-fi, dan pertempuran di hutan Putri Mononoke (1997).

Miyazaki sendiri tidak selalu optimistis mengenai masalah lingkungan.

Dalam sebuah wawancara tahun 2005 di The New Yorker, dia berseru: "Populasi kita bisa tiba-tiba turun dan menghilang! Saya berbicara dengan ahli tentang itu dan saya berkata; 'Katakan yang sebenarnya'.

Spirited Away

Sumber gambar, Studio Ghibli

"Dia mengatakan, dengan konsumsi massal seperti ini, kita hanya akan punya waktu kurang dari 50 tahun… Saya berharap saya akan hidup 30 tahun lagi. Saya ingin melihat laut naik di atas Tokyo dan menara NTV menjadi sebuah pulau. Saya ingin melihat Manhattan di bawah air… Uang dan keinginan, semua itu akan runtuh, dan rumput hijau liar akan mengambil alih," tutur Miyazaki.

Namun, seperti yang kita lihat dalam film-filmnya (dan "penjahat" di dalamnya yang sangat ambigu), masih ada kapasitas untuk transformasi positif.

Dalam Spirited Away, Chihiro berteman dengan "Dragon Boy" yang misterius, dan dipaksa bekerja di pemandian mewah milik penyihir aneh Yubaba (yang merebut identitas Chihiro, dan mengganti namanya menjadi "Sen").

Dalam satu adegan penting, Chihiro didaftarkan untuk membantu membasuh "arwah bau" raksasa yang mengunjungi pemandian.

Di tengah kekacauan, Chihiro memperlakukan makhluk itu dengan kasih sayang yang lembut, dan ia berubah menjadi roh sungai suci yang menderita akibat polusi manusia.

Miyazaki menjelaskan bahwa ia mengambil dari pengalaman masa mudanya ketika membantu membersihkan sungai, membuang sampah, yang termasuk sepeda yang ditinggalkan, dan akhirnya menyaksikan satwa liar kembali ke perairan.

Perlu juga dicatat bahwa pahlawan fiksi lain yang sangat dicintai (dan maskot Studio Ghibli), adalah roh halus Totoro yang menggemaskan, juga meminjamkan namanya untuk Totoro Funds, gerakan nyata untuk lingkungan yang didedikasikan untuk melestarikan wilayah Perbukitan Sayama yang subur di Jepang, yang menginspirasi anime Miyazaki.

Pandangan mata seorang anak

Bagian dari keajaiban abadi Spirited Away adalah kedalaman detailnya yang luar biasa. Pahlawan "sehari-hari"nya, Chihiro, terinspirasi oleh teman-teman muda keluarga Miyazaki.

Dia tetap bisa diterima di lingkungan yang paling fantastis, dan membantu kita terhubung dengan karakter di sekitarnya. Ada si Tanpa-Wajah yang tinggi menjulang, dan Kamaji si "kakek tua ketel" bertangan enam.

Ada lapisan rumit kode dalam karya seni indah yang digambar dengan tangan, naskah Jepang yang sayangnya hilang makna setelah diterjemahkan Netflix, dan kejutan dalam alur naratif, misalnya ketika orang dewasa yang terlalu memanjakan bermutasi menjadi babi.

"Orang-orang di film Miyazaki berubah menjadi babi ketika mereka kehilangan mimpi, ketika mereka sibuk dengan hal tidak penting, hal-hal yang sia-sia dan tidak memikirkan apa yang sebenarnya penting dalam hidup," kata Clements.

"Adegan favorit saya dari Spirited Away sebenarnya adalah saat mereka berkeliaran di kota pada awalnya, karena bagi sebagian penonton, itu memunculkan ketegangan yang luar biasa," kata Clements.

Ia menambahkan versi bahasa Inggris tidak menerjemahkan tanda-tanda di sekitar keluarga Chihiro di jalan, tetapi semuanya menyeramkan tingkat pasar goblin. Bukannya optik, yang ada adalah "toko bola mata", dan bahkan menawarkan yang segar.

"Ada satu lagi yang hanya bertuliskan DAGING, dan satu lagi yang hanya bertuliskan HANTU. Kalau kamu orang Jepang, kota hantu ini sudah agak meresahkan, bahkan sebelum malam tiba."

Clements menjelaskan bahwa ia kemudian menunjukkan adegan ini ke grup pemirsa Jepang, dan bertanya kepada mereka mengapa adegan itu membuat mereka merasa tidak nyaman.

"Tak satu pun dari mereka bisa mengatakan mengapa, sampai saya berbicara kepada mereka melalui semua tanda-tanda dalam adegan demi adegan," katanya.

Tiba-tiba, lanjut Clements. mereka menyadari bahwa ada sesuatu subliminal di latar belakang yang bahkan tidak dilihat oleh penutur asli yang baru pertama menonton.

"Kamera merekam setinggi mata anak-anak. Orang dewasa menjulang tinggi di atas kita, dan mereka adalah sesuatu yang dapat dipegang," jelasnya.

"Kamera memotret dari ketinggian pinggul, yang ternyata jarang dilakukan di anime. Kartun cenderung meletakkan anak-anak di dunia di mana segala sesuatu berada pada level mereka, tetapi Miyazaki melakukan lebih dari itu.

Spirited Away

Sumber gambar, Studio Ghibli

"Dia memikirkan bagaimana rasanya memiliki tinggi 1 meter, dan memasukkannya ke dalam cara dia memotret dunianya," ujarnya kemudian.

Clements kemudian menjelaskan bahwa dirinya sudah dewasa ketika Spirited Away pertama kali dirilis.

Namun, ketika menontonnya lagi baru-baru ini, saya langsung terperangkap dalam mantranya yang indah dan pedih, tetapi juga terpesona oleh betapa perasaan saya merasa takut.

"Saya merasa kecil dan tersesat, seperti Chihiro, di alam semesta yang kemerah-merahan dan sulit diatur," aku Clements.

Suasana ini juga berhubungan dengan apa yang dijelaskan Miyazaki dengan kata dalam bahasa Jepang "ma", untuk menunjukkan kekosongan yang disengaja.

"Jika Anda terus bertindak tanpa henti, tanpa ruang bernapas sama sekali, semua hanya jadi kesibukan," kata Miyazaki kepada kritikus film AS Roger Ebert, dalam sebuah wawancara tahun 2002.

"Tetapi jika Anda meluangkan waktu sejenak, maka ketegangan yang terbentuk dalam film itu dapat tumbuh ke dimensi yang lebih luas. "

Di era modern, "ma" Spirited Away telah menginspirasi meme internet, termasuk serial terbaru yang berkesan di mana Bernie Sanders bertopeng duduk di samping Chihiro dan No-Face dalam perjalanan kereta impian mereka.

Film ini juga akan diadaptasi menjadi tontonan panggung, yang dibuat oleh penulis/sutradara Inggris pemenang penghargaan dan direktur asosiasi kehormatan RSC, John Caird, dan akan tayang perdana di Tokyo tahun depan.

Pada akhirnya, Spirited Away masih memanfaatkan sesuatu yang elemental.

Caird menggambarkan keyakinannya pada tema-tema Miyazaki bisa membuat filmnya dinikmati multi-generasi.

Tema-tema itu adalah "peduli terhadap lingkungan, penghormatan terhadap alam, keyakinan pada kekuatan roh baik di dalam diri kita dan pemberdayaan perempuan dan pria muda untuk mengubah dunia menjadi lebih baik".

"Menurut saya, film-film Miyazaki tidak hanya menarik perhatian para zeitgeist di akhir abad ke-20, karena penontonnya baru mulai memahami masalah lingkungan, tetapi juga di abad ke-21, dengan generasi milenial yang tumbuh dengan perasaan bahwa dunia mereka telah dirusak," kata Clements.

"Saya pikir karya Miyazaki sedikit lebih optimis. Dia siap memulai dengan menanam satu pohon, dan mendorong semua orang untuk melakukan hal yang sama."

Let's block ads! (Why?)


20 tahun Spirited Away: Mengapa film animasi terbaik Jepang ini masih relevan hingga kini? - BBC News Indonesia
Kelanjutan Disini Klik

No comments:

Post a Comment

Facebook SDK

Featured Post

Sinopsis Film Agak Laen Tayang 1 Februari di Bioskop, Ceritakan Rumah Hantu di Pasar Malam - Tribun-Video.com

[unable to retrieve full-text content] Sinopsis Film Agak Laen Tayang 1 Februari di Bioskop, Ceritakan Rumah Hantu di Pasar Malam    Tribun...